Peluang Usaha Obat Herbal dan Jamu Terbuka Lebar

Peluang Usaha Obat Herbal dan Jamu Terbuka Lebar


Potensi industri jamu atau obat herbal Indonesia hingga kini belum tergarap maksimal. Kondisi ini disebabkan minimnya dukungan pencatatan dan penelitian terpadu mengenai khasiat obat dari bahan baku herbal. Sedangkan dari sisi pangsa pasar animo masyarakat Indonesia dari pedesaan hingga kota besar akan obat herbal dan jamu yang natural meningkat tajam karena kesadaran akan “Back To Nature” yang semakin meningkat.

Belum tergarapnya potensi jamu dan obat herbal terlihat dari omzet industri jamu, yang pada tahun 2010 ini diperkirakan sekitar Rp 10 triliun. Angka ini masih jauh di bawah proyeksi ideal Rp 40 triliun.

Melihat kesenjangan yang tinggi antara pasar nyata dan potensi industri maka peluang usaha dan bisnis obat herbal serta jamu sangatlah besar dan diproyeksikan siapapun yang lebih cepat untuk menggarap pasar ini dengan strategi marketing seperti pembuatan brosur, banner, website, billboard, iklan cetak dan corporate identity yang baik seperti pembuatan logo, kartu nama, kop surat akan meraih keuntungan yang besar bahkan break event point yang cukup cepat.

Analisa Potensi Pasar Obat Herbal dan Jamu

Presiden Direktur PT Deltomed Laboratories, Nyoto Wardoyo, di sela-sela penambahan fasilitas produksi standar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) di Nambangan, Kabupaten Wonogiri mengungkapkan besarnya peluang usaha pada industri ini. PT. Deltomed adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang sangat menyadari pentingnya logo yang baik dan mudah diingat.

Logo Farmasi Fitofarmaka Sari Ayu
Logo Farmasi Fitofarmaka Sari Ayu

PT Deltomed Laboratories merupakan produsen dari 10 jenis obat herbal yang tergolong perusahaan obat herbal kelas dunia. Penambahan fasilitas ini berupa perluasan pabrik dari 2.500 meter persegi menjadi 12.000 meter persegi, serta penambahan mesin yang memungkinkan proses produksi terintegrasi. Investasi ini mencapai Rp 200 miliar dan belum termasuk untuk investasi keperluan marketing seperti pembuatan logo.

“Sekarang ini animo masyarakat untuk menggunakan obat alamiah bagus, bahkan naik, karena adanya pemahaman untuk kembali ke alam. Tantangannya, bagaimana memaksimalkan potensi itu,” ujarnya.

Tetapi untuk memulai bisnis farmasi dan fitofarmaka skala usaha kecil menengah atau UKM tidaklah diperlukan modal besar hingga milyaran rupiah sekarang dengan modal usaha berkisar 50 juta telah dapat mendirikan pabrik farmasi dan fitofarmaka ini, apalagi harga pembuat logo yang murah maka kesuksesan usaha anda semakin terjamin.

Pengusaha membutuhkan dukungan lewat penelitian bahan baku herbal maupun dorongan perbaikan kualitas dari mulai pemilihan bibit, masa tanam, pascapanen hingga untuk kepetingan promosi dan marketing dari produk tersebut.

Dari sisi marketing masih sedikit sekali pengusaha atau perusahaan yang memiliki kesadaran pentingnya sebuah logo produk ataupun logo perusahaan dalam meningkatkan penjualan.

Padahal dalam dunia yang kompetitif, meskipun peluang usaha pada bisnis ini masih terbuka lebar, penting sekali memenangkan hati dan pikiran konsumen tentang siapa yang memiliki produk terbaik dan ini dapat diraih dengan memiliki logo produk dan perusahaaan yang keren, profesinal dan terkesan modern.

Contohnya adalah Korea Selatan yang sumber daya herbalnya terbatas, tetapi bisa terkenal dengan ginseng. Hal ini karena dukungan pemerintahnya luar biasa dalam meneliti ginseng, sehingga ada kajian terperinci mengenai khasiat dan manfaatnya. “Diharapkan nanti dokter mau memakai tanaman herbal itu untuk pengobatan medis. Saat ini belum digunakan, karena landasannya belum lengkap,” katanya.

Direktur Pelaksana PT Deltomed Laboratories Mulyo Rahardjo menambahkan, perlunya upaya bersama antara pengusaha jamu untuk memotivasi masyarakat menggunakannya sebagai upaya pencegahan maupun penyembuhan penyakit.

Analisa BEP (Break Event Point) Dalam Industri Obat Herbal dan Jamu

Analisis BEP bertujuan menemukan satu titik baik dalam unit maupun rupiah yang menunjukan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik tersebut, berarti dalam padanya belum diperoleh keuntungan atau dengan kata lain tidak untung tidak rugi. Sehingga dikala penjualan permisi lewat melebihi BEP maka mulailah keuntungan diperoleh.

Sasaran analisis BEP (Break Event Point) tidak lain mengetahui pada tingkat volume berapa titik impas berada. Dalam kondisi lain, analisis BEP pun digunakan untuk membantu pemilihan jenis produk fitofarmaka ini atau proses dengan mengidentifikasi produk atau proses yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume harapan.

Sedangkan dalam pemilihan lokasi untuk mendirikan pabrik farmasi fitofarmaka ini, analisis BEP dipakai untuk menentukan lokasi berbiaya total terendah, yang berarti total pendapatan tertunggi untuk kapasitas produksi yang ditentukan. Analisis BEP dibedakan antara penggunaan untuk produk tunggal dan atau untuk beberapa produk sekaligus. Mayoritas perusahaan memproduksi atau menjual lebih dari satu produk menggunakan fasilitas yang sama.

Seperti alfamart di dalamnya tidak hanya sekedar menjual obat dengan logo Stimuno saja. Disadari maupun tidak sekarang adalah diketahui bahwa menghitung BEP lebih dari satu produk sedikit sukar. Kesukaran muncul karena kekaburan biaya tetap untuk masing-masing produk.

Namun kesukaran demikian telah terpecahkan melalui perhitungan bukan untuk per jenis produk melainkan semua produk yang terlibat menggunakan kontribusi penjualan setiap produk.

Pada perusahaan obat herbal dan jamu yang baru mulai perhitungan BEP dapat lebih sederhana karena hanya memasukkan unsur biaya pendirian yang meliputi biaya notaris, biaya hukum, biaya pembuatan corporate identity seperti pembuatan logo, kartu nama dan kop surat.

Bacaan Terkait