Sriwijaya Rubah Logo Pesawat Tetapi Tidak Corporate Identitynya

Sriwijaya Rubah Logo Pesawat Tetapi Tidak Corporate Identitynya

Maskapai penerbangan nasional Sriwijaya Air melakukan peremajaan yang berkaitan dengan penampilan dan layanan baru dengan mengubah desain pesawat dengan tambahan layanan kelas bisnis yang juga mengubah desain logo serta seragam awak kabin. “Perubahan logo maupun desain pesawat tersebut diresmikan hari ini (Selasa),” kata Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Agus Soedjono, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Selasa petang.

Sriwijaya Air jeli melihat persaingan maskapai penerbangan saat ini. Tak mau kalah, perusahaan tersebut melakukan perubahan besar-besaran tahun ini. Apalagi dengan persaingan pada maskapai penerbangan low cost carrier (LCC) seperti AirAsia. Karena itu, Maskapai tersebut merubah konsep baik secara pelayanan maupun secara kemasan. Dengan mengubah desain logo perusahaan yang selama ini hanya melayani kelas ekonomi berusaha menambah layanan eksekutif tetapi tetap tidak mengubah corporate identity perusahaan.

Desain Logo Menarik Murah Sriwijaya Rubah Logo Pesawat Tetapi Tidak Corporate Identitynya

Senior Manager Corporate Comunication PT Sriwijaya Air Agus Soedjono menyatakan, pihaknya sedang melakukan rejuvenating untuk bisa lebih bersaing ditengah serbuan maskapai-maskapai penerbangan lain. “Momennya kami rasa tepat. Sesuai penambahan layanan kami,” jelasnya. Layanan tersebut akan diberikan dengan jumlah delapan seats, di bagian depan kabin pesawat. Untuk merealisasikan konsep tersebut, lanjut Agus, Sriwijaya pun akhirnya melakukan peremajaan besar-besaran untuk semua armada yang terdiri dari pesawat milik Sriwijaya Air dengan jenis Boeing 737-400 dan Boeing 737-300.

Desain Logo Baru dan Corporate Identity

Logo Baru dan Corporate Identity Sriwijaya Air

Ia menjelaskan, logo pada setiap unit pesawatnya dilakukan dengan tetap memaknai simbolisasi arti dari corporate identity Sriwijaya Air yang tetap dipegang teguh dan dilaksanakannya. Gambar pesawat dengan dominasi putih menjadi arti suci dan bersih yang terjaga dalam kegiatan sehar-hari insan Sriwijaya Air dalam bekerja. Sedangkan paduan warna merah (berani dan bijak) dan biru (angkasa) yang melingkar di tubuh pesawat juga tetap menggambarkan simbol cinta yang berarti bahwa seluruh manajemen dan karyawan harus memiliki rasa cinta (sense of belonging) terhadap perusahaan dan logonya.

“Untuk dana investasi peremajaan pesawat maupun biaya desain logo, kami tidak bisa ekspos. Yang jelas, upaya peremajaan sudah kami lakukan mulai tanggal 15 Mei. Rencananya, pelanggan sudah bisa menikmati layanan baru kami 21 Mei mendatang,” katanya. Selain peremajaan, Sriwijaya Air juga sedang berusaha untuk menambahkan 12 pesawat Boeing 737-800 Next Generation. Dari total unit, Sriwijaya Air menargetkan untuk mempunyai setengah dari target total yakni enam unit pesawat pada tahun ini. “Saat ini, sudah satu unit pesawat yang ada di tangan kami,” ucapnya.

Sriwijaya Air memang sedang penuh berbenah untuk menggenjot pendapatan mereka pada tahun ini. “Kami ingin terlihat fresh. Selain logo baru, kami juga mengganti seragam cabin crew kami dengan konsep luwes dan lincah namun sopan,” jelasnya. Selain itu, Sriwijaya Air juga membuka jalur baru yakni tujuan Jakarta – Papua.

Penambahan Layanan Kelas Eksekutif

Selama ini, Sriwijaya Air hanya menyediakan layanan kelas ekonomi maka sejalan dengan peremajaan, layanan kelas Eksekutif (Executive Class) juga disuguhkan untuk memberikan pilihan kepada pelanggannya yang selama ini selalu berharap munculnya layanan tersebut di Sriwijaya Air. “Alhasil, Executive Class dapat dinikmati oleh pelanggan di setiap pesawat dengan jumlah delapan tempat duduk dibagian depan kabin pesawat.

Pesawat dengan konfigurasi dua kelas tersebut dapat dijumpai pada pesawat Boeing 737-800 NG, Boeing 737-500, Boeing 737-400 dan Boeing 737-300,” paparnya.
Peremajaan ini dilakukan oleh Sriwijaya Air secara bertahap mulai tanggal 15 Mei 2012, sedangkan operasional secara resmi dapat dinikmati oleh pelanggannya mulai tanggal 21 Mei 2012, dengan melayani rute baru pula tujuan Jakarta Papua (Jayapura dan Biak). “Saat ini armada yang kami miliki sebanyak 31 pesawat, namun yang siap dengan desain logo baru masih delapan pesawat. Ya bertahap,” ujarnya.

Seragam Rancangan Desainer Kenamaan Oscar Lawalata

Sementara mengenai seragam awak kabin, Agus menuturkan bahwa atribut awak kabin mendapat sentuhan dengan hadirnya seragam baru yang dirancang oleh perancang busana kenamaan Oscar Lawalata sehingga seragam baru tersebut menjadi lebih luwes dan lincah dalam melayani pelanggannya, namun tetap sopan. Desainer fashion kenamaan Indonesia Oscar Lawalata mendesain seluruh seragam baru awak pesawat dan pramugari maskapai penerbangan Sriwijaya Air yang baru dengan dominasi warna merah menyala, dari dominasi warna seragam sebelumnya biru tua. Dominasi warna merah nampak menyolok yang dinilai menjadi simbol keberanian dan inisiatif dari seluruh kru pesawat dalam mengambil keputusan. Pada bagian bawah atau rok pramugarinya dihiasi semacam corak-corak warna etnik tradisional yang menandakan ada perpaduan etnis budaya Indonesia.

Arti Makna Filosofis Logo Baru Sriwijaya Air

Logo Sriwijaya Air berupa RU-YI dari huruf Cina yang berarti bahwa apa yang kita inginkan atau usahakan harus yakin tercapai. Sedangkan makna filosofis dari warna pada logo tersebut adalah Warna putih melambangkan bahwa semua karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati yang bersih, sebersih warna dasar armada Sriwijaya Air, warna biru melambangkan Sriwijaya Air berkeinginan melanglang buana ke seluruh pelosok Nusantara tercinta sedangkan warna merah melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan Sriwijaya Air harus berani dan bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan. Nama perusahaan Sriwijaya Air adalah perlambangkan bahwa Sriwijaya Air harus menjadi perusahaan yang besar dan terkenal seperti Kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam sejarah nasional dan regional. Terakhir dari makna filospfis tersebut adalah lekukan hati pada atap pesawat yang melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan harus mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa cinta terhadap perusahaan.

Bacaan Terkait