Seperti yang sering kita lihat akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan yang merubah logo mereka dari perusahaan multi nasional hingga BUMN di Indonesia antara lain BNI, Indosat dan Pertamina. Khusus untuk kasus logo-logo baru BUMN tersebut ternyata banyak selaki menuai kontrovesi terutama menyangkut besarnya dan mahalnya biaya pembuatan desain logo BUMN ini yang jauh diatas rata-rata biaya desain logo umumnya.
Logo boleh dikatakan sebagai urat nadi kehidupan sebuah perusahaan sehingga harus dibuat dengan penuh perhitungan oleh ahlinya yang telah berpengalaman dan bukan oleh para siswa atau mahasiswa. Logo merupakan penyajian grafis merek yang akan menjadi wakil perusahaan dalam benak masyarakat.
Ketika konsumen dihadapankan pada suatu bentuk grafis tertentu sebagai sebuah rangsangan pada saraf mata maka otak akan memberi makna melalui asosiasi. Asosiasi antara bentuk grafis dengan elemen-elemen grafis inilah yang membentuk citra perusahaan yang pada akhirnya bentuk logo ini akan menjadi corporate identity perusahaaan.
Terdapat kaitan yang sangat erat antara corporate identity dan corporate image dimana pada yang pertama adalah identitas yang disampaikan oleh perusahaan sedangkan yang kedua adalah persepsi konsumen terhadap apa yang disodorkan oleh perusahaan tersebut.
Logo adalah bagian identitas yang bersifat fisik karena dapat muncul dalam bentuk kop surat, kartu nama, merek, kemasan sampai pada cap stempel troder perusahaan sehingga seringkali disebut sebagai visual identity. Visual identity diharapkan dapat memberi makna yang luas melintasi batas negara dan budaya. Logo diharapkan menjadi pintu masuk kedalam persepsi konsumen. Jadi desain logo tidak dapat lagi hanya sekedar menggunakan imaginasi tetapi harus juga mengerti visi misi dan strategi marketing.
Dikarenakan desain logo adalah tataran paling bawah dari manajemen strategis perusahaan, dan merupakan implementasi dari strategi bisnis serta marketing perusahaan maka biaya dari jasa pembuatan desain logo adalah biaya yang terlalu kecil dan murah apabila dibandingkan antara biaya dan keuntungan yang didapat oleh perusahaan dari logo baru mereka.
Tetapi perlu diketahui bahwa ada serangkaian tahapan yang harus dilewati sebelum menentukan waktu kapan sebuah organisasi harus merubah dan mengganti desain logo perusahaan baru antara lain:
- Mengidentifikasi kepentingan perlunya merubah logo
- Melakukan penelitian dan survey secara internal dan eksternal
- Melakukan pemilihan prioritas antara logo dan budaya
Mengidentifikasi Kepentingan Perlunya Merubah Logo
Alasan yang paling banyak dilontarkan ketika akan mengubah logo adalah memperbaharui citra perusahaan sama seperti ketika Indosat, BIN 46 dan Pertamina mengubah desain logo mereka. Perbaharuan citra ini bisa terkait dengan perubahan strategi, core competensi maupun perubahan cara marketing jasa atau produk perusahaan tersebut.
Melakukan Riset Penelitian dan Survey Secara Internal dan Eksternal
Dalam riset internal ini dapat digali berbagai aspek perusahaan yang akan ditonjolkan atau disampaikan seperti aspek historis, visi, misi, filosofi, strategi, sampai budaya perusahaannya. Selanjutnya hasil riset ini akan dianalisa dan dituangkan dalam konsep desain yang akan menjadi patokan dalam pembuatan desain corporate identity. Dari sini dapat terlihat jelas bahwa makna filosofi, visi, misi dan strategi hingga budaya perusahaan haruslah disampaikan oleh stakeholder perusahaan dalam kreatif brief pembuatan logo demi mendapatkan corporate identity terbaik.
Dari pandangan manajemen strategi aspek visi dan misi baru perusahaan harus dijabarkan secara tertib dan teratur berturut-turut menjadi sasaran-sasaran kecil, strategi perusahaan/bisnis/fungsional, cetak biru dan rencana kerja tahunan. Kemudian disusun struktur perusahaan baru sebagai kendaraan menuju ke sasaran-sasaran yang telah ditentukan.
Perusahaan juga harus memilih sumber daya manusia yang sesuai dengan aktivitas ke depan dalam menjalankan roda perusahaan baru. Semua proses bisnis dan sistem juga perlu disesuaikan. Budaya baru harus dikembangkan dan setelah itu tidak cukup hanya disosialisasikan, tetapi perlu diinternalisasikan. Sehingga budaya tersebut benar-benar mendasari perilaku karyawan dan perusahaan dan juga perilaku pimpinan.
Melakukan Pemilihan Prioritas Antara Logo dan Budaya
Masalah yang kemungkinan paling berat untuk dihadapai adalah ketika perusahaan harus mengambil keputusan untuk memilih salah satu dari dua alternatif yaitu mengganti logo dulu baru kemudian memperkenalkan budaya baru perusahaan, atau melakukan perkenalan budaya terlebih dulu baru setelah itu mengganti logo.
Jika memilih alternatif pertama, dimana desain logo dirubah kemudian merubah budaya kerja, berarti ada bahaya. Karena perusahaan mengumumkan perubahan untuk mendapatkan citra baru, tetapi secara internal tidak terjadi perubahan signifikan.
Alternatif kedua, dilakukan perkenalan budaya baru sehingga perilaku karyawan berubah, baru setelah itu dilakukan pembuatan desain logo baru. Perubahan perilaku karyawan akan menjamin tercapainya citra perubahan tatkala logo baru diperkenalkan.
Hal yang dapat menjadi pertimbangan adalah sense of urgency dimana bila pesaing baru kaliber dunia bukan saja di depan pintu tetapi sudah didalam kamar maka pilihan alternatif pertama memang harus dipilih dan merupakan langkah yang tepat.
Banyak contoh perusahaan kelas dunia yang menjadikan perubahan logo perusahaan adalah hal yang wajar seiring dengan strategi perusahaan yang terus berubah dan beradaptasi dengan perkembangan perekonomian dan teknologi. Sebut saja Union Pacific telah merubah logonya 27 kali, Bell sudah 6 kali.
Dibidang energi contoh terbaru adalah British Petroleum (BP) sebuah perusahaan raksasa minyak Inggris yang mensejajarkan dirinya dengan perusahaan minyak raksasa dunia Royal Dutch Shell, ExxonMobil, Total dan Chevron Texaco. Pada tahun 1998 British Petroleum melakukan merger dengan AMOCO dan berganti nama BP AMOCO.
Namun secara mengejutkan pada tahun 2002 perusahaan merubah nama menjadi BP yang kepanjangannya bukan lagi British Petroleum, tetapi Beyond Petroleum. Logo baru bermotif lingkaran dan bunga matahari dan identitas Inggrisnya telah lenyap. Visi dan misi yang diemban adalah ingin terus mengembangkan energi solar (sinar matahari) yang saat itu sudah terdepan diantara pesaingnya.
Jadi perubahan logo memang banyak dilakukan oleh perusahaan energi dalam menyongsong masa depan karena mereka selalu melakukan riset terhadap tahapan-tahapan dalam menentukan waktu kapan melakukan perubahan desain logo.
Implementasinya perubahan desain logo inilah yang sebenarnya sangat mahal sehingga aspek identitas perusahaan yang lain perlu berubah seiring dengan perubahan logo dan yang paling sulit adalah merubah perilaku internal stakeholder dan pegawai perusahaan tersebut serta bagaimana meyakinkan konsumen untuk mempercayai corporate identity perusahaan yang baru.