Revisi adalah tahapan keempat dalam proses kreatif desain setelah tahap ketiga yaitu pembuatan konsep yang mampu memberikan solusi visual bagi inisiatornya.

Revisi desain adalah proses perbaikan, perubahan, penambahan alternatif dan atau variasi dari draft konsep desain awal yang sedang atau telah dikerjakan. Revisi juga berarti proses modifikasi dan koreksi dalam perjalanan untuk mencapai desain final yang mampu mengkomunikasikan tujuan pembuatannya.

Tujuan Revisi Desain Dalam Proses Kreatif

Dalam manajemen perusahaan dikenal istilah kaizen yang berarti perbaikan dengan melakukan perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Dalam kaizen setiap bagian atau proses produksi dianalisa dan diberikan masukan umpan balik untuk meningkatkan kualitas dari hasil akhir dari produk atau proses manajemen. Semua hal dilakukan secara terus menerus untuk menjadi sesuatu lebih baik dari sebelumnya

Revisi desain bertujuan untuk mencapai hasil desain final yang mampu mengkomunikasikan secara visual maksud dan tujuan pembuatnya dengan maksimal serta mutlak diperlukan dalam setiap proses kreatif. Karena itu revisi merupakan tahapan yang tidak dapat diabaikan bila ditinjau dari kaidah pembuatan desain yang benar. Baik dalam pembuatan desain logo, brosur, poster sosial media, desain web, maupun identitas perusahaan. Sedemikian pentingnya sehingga tidak ada satu aspekpun dalam tahapan proses kreatif dapat mencapai tujuan yang diinginkan tanpa melalui proses revisi.

Karena itu revisi desain haruslah dipandang sebagai hal yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Keuntungan pertama bagi pihak klien adalah karena mampu memberikan sarana umpan balik atau feedback guna mendapatkan final desain yang sesuai dengan keinginan. Keuntungan kedua adalah bagi pihak perusahaan desain atau designer itu sendiri yaitu mampu meningkatkan kualitas kepuasan pelanggan serta kemampuan tehnis maupun konseptual.

Fungsi Utama Revisi Desain

Pada perusahaan raksasa agensi iklan, proses ini dimulai dengan art direktur yang melakukan revisi desain untuk memastikan apakah draft design yang diajukan telah dikerjakan sesuai dengan desain brief dan arahan kreatif. Setelah mendapatkan persetujuan maka barulah desain diperlihatkan kepada klien untuk diminta tanggapan atau feedback.

Semua hal ini dilakukan guna memastikan bahwa kualitas desain yang dikerjakan telah memenuhi standar kualitas dan etika perusahaan. Karena itu perusahaan agensi banyak dijadikan tempat pilihan untuk menambah pengalaman bagi designer pemula. Akan tetapi bagi independen designer dan freelancer maka proses revisi desain secara lebih sederhana yaitu langsung dilakukan oleh pemberi proyek, sub kontraktor atau klien.

Apapun skala perusahaan tempat desain dibuat dan dikerjakan, untuk mendapatkan hasil akhir atau desain final yang berkualitas dan dapat mewakili citra perusahaan maka seluruh proses kreatif harus dilaksanakan. Disinilah fungsi utama revisi desain terlihat dengan jelas yaitu sebagai sarana untuk mendapatkan kualitas desain final yang sesuai bahkan lebih baik dari draft awal dan memenuhi tujuan pembuatan desain sehingga mampu memuaskan semua pihak yang terlibat dalam proses desain tersebut.

Bila logo maka tujuan pembuatannya adalah sebagai citra dan simbol perusahaan agar perusahaan atau produk dapat dengan mudah dikenali oleh pelanggan dan dibedakan dengan kompetitor. Pada akhirnya logo harus dapat menjadi bagian dari proses branding dan strategi marketing.

Sedangkan untuk desain web maka tujuan pembuatannya adalah untuk meningkatkan kehadiran perusahaan secara online dalam rangka transformasi digital dan sebagai alat promosi yang dapat mengkomunikasikan informasi tentang produk, layanan maupun program promosi perusahaan secara ringkas, lengkap, jelas dan tepat dengan jangkauan yang lebih luas.

Contoh Proses Kreatif Desain Logo Mulai Dari Sketsa Gambar

Revisi Desain Dikategorikan Atas Dua Jenis Revisi Yaitu:

Revisi Konsep

Revisi konsep terjadi apabila semua draft awal konsep desain diberikan dianggap tidak ada satupun yang tepat, cocok dan memenuhi keinginan seperti yang telah dituliskan dalam arahan kreatif brief. Revisi konsep termasuk dalam kategori revisi besar karena akan selalu dilanjutkan dengan permintaan konsep baru sehingga harus dilakukan perombakan total terhadap semua draft desain yang telah diajukan.

Proses eksplorasi kreatif dan riset harus dimulai kembali dari awal untuk mendapatkan dan menggali ide baru dan sudut pandang lain dalam menyampaikan pesan yang sesuai dengan citra perusahaan maupun program branding dan marketing yang diinginkan. Revisi konsep adalah revisi yang paling banyak menghabiskan waktu dan sumber daya perusahaan.

Revisi Kecil

Revisi desain dikategori sebagai revisi kecil karena satu atau beberapa konsep awal sudah dipilih serta dianggap telah cukup sesuai dengan arahan dan mewakili keinginan dari klien sehingga siap untuk dilanjutkan pada tahap berikutnya.

Revisi Kecil Terbagi Atas 5 Jenis Revisi Yaitu:

Revisi Warna. Revisi warna ini berupa permintaan perbaikan, perubahan atau penambahan alternatif warna pada elemen-elemen draft desain awal yang telah disetujui dan dipilih untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Contoh perubahan warna merah menjadi warna biru pada desain dengan latar belakang warna hijau tosca.

Revisi Font atau Tipografi. Revisi dikatakan revisi font apabila terjadi permintaan untuk melakukan pergantian jenis tipografi atau font yang dipakai dalam pembuatan desain misalkan dari san serif menjadi monospace. Tujuan dari revisi font dilakukan dari sisi desain adalah untuk menambahkan aksen, kesan dan gaya design yang lebih humanis, mewah maupun nuansa tradisional yang memang telah merupakan jiwa dari font jenis tertentu tanpa perlu melakukan perubahan besar atau revisi konsep.

Revisi Bentuk. Revisi diklasifikasikan sebagai revisi bentuk apabila ada perubahan bentuk atau peletakan formasi elemen yang kurang sesuai dengan keinginan klien. Revisi ini lebih banyak terjadi pada pembuatan desain logo karena banyaknya unsur dan elemen yang dipakai terutama jenis logo yang memiliki makna filosofi yang mendalam. Contoh perubahan bentuk segitiga menjadi lebih abstrak atau mengurangi ketajaman sudut bentuk karena pada beberapa budaya timur sudut yang tajam dinilai memiliki asosiasi makna yang kurang baik atau membawa kesialan pada bisnis.

Revisi Layout atau Format adalah permintaan perbaikan atau perubahan tata letak elemen yang terkandung pada desain yang dapat merubah esensi format dari materi desain yang dibuat. Revisi layout lebih sering terjadi dalam pembuatan desain yang memakai banyak elemen tulisan atau bodycopy seperti brosur, buku, poster, buku panduan teknis dan desain web. Contoh perubahan dua kolom menjadi tiga kolom atau menambahkan gambar foto ditengah-tengah tulisan.

Revisi Ejaan. Revisi ejaan atau spelling check merupakan revisi yang paling ringan kelasnya dari sisi desain karena pada revisi jenis ini sudah hampir tidak ada perubahan berarti dari konsep desain. Tujuan dari revisi ejaan ini adalah untuk memastikan bahwa tidak terjadi kesalahaan dalam penulisan ejaan. Revisi ejaan ini wajib dilakukan paling sedikit satu kali pada tahapan akhir dalam proses pembuatan desain. Apabila materi desain yang dibuat merupakan bidang yang berhubungan dengan industri medis vital seperti kedokteran, farmasi atau obat-obatan maka revisi ejaan ini wajib dilakukan oleh seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan materi yang akan diperiksa untuk menghindari kesalahan penulisan yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan jiwa manusia.

Revisi Tidak Berhingga Serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Sebelum memberikan solusi untuk mengatasi dan melakukan pencegahan terhadap revisi tidak berhingga atau tidak habis dari klien. Perlu terlebih dahulu untuk mencari dan mengetahui akar permasalahan dari jenis revisi yang tidak ada henti dan habisnya ini. Revisi tidak terbatas ini sangat merugikan karena akan membuat nilai per kerja menjadi semakin...

Baca Selengkapnya

Jumlah Revisi Desain Yang Optimal

Kita semua mengenal istilah dalam bidang ekonomi yang disebut law of disminishing returns. Hukum ini menyebutkan bahwa penambahan input secara terus menerus akan menyebabkan penurunan hasil output. Hal ini terjadi karena titik hasil output yang optimal telah tercapai dan setiap penambahan input hanya akan menaikan biaya tanpa mampu meningkatkan hasil...

Baca Selengkapnya