Asuransi AJB Bumiputera 1912 Luncurkan Logo Baru

Asuransi AJB Bumiputera 1912 Luncurkan Logo Baru

Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 melakukan terobosan melalui peluncuran logo di Jakarta yang bertempat di di Hotel Le Meridien pada tahun 2012. Tautan tiga orang dalam satu rangkaian berwarna biru pada latar putih menjadi logo yang ditetapkan sebagai logo baru perusahaan asuransi tertua di Indonesia itu. “Dengan logo dan layanan baru, masyarakat dapat ikut merasakan semangat baru dari Bumiputera yang telah terbukti dari waktu ke waktu memenuhi harapan dan mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Utama AJB Bumiputera 1912, Dirman Pardosi.

Seluruh jajaran komisaris, direksi, dan agen Bumiputera menghadiri acara peluncuran logo itu. Selain peluncuran logo, Bumiputera juga menambah layanan baru antara lain pembayaran premi yang dapa dilakukan di ATM Bank Mandiri, pelayanan pada website resmi yang lebih baik, dan infosmasi via SMS dan pusat layanan Bumiputera yang diharapkan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bumiputera, dan semakin mengokohkan posisi Bumiputera sebagai satu-satunya perusahaan asuransi mutual di Indonesia. Layanan baru yang akan memberi kemudahan kepada masyarakat antara lain tampilan web design baru yang keren dan profesional, pembayaran via Bank Mandiri, serta informasi melalui SMS dan Halo Bumiputera (0800-188-1912).

Logo Baru AJB Bumiputera 1912
Logo AJB Bumiputera Baru

Bumiputera juga telah membuat strategi dan program transformasi, yang akan melayani segmen menengah atas. Bumiputera juga akan bekerja sama dengan pihak PGRI untuk memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya asuransi.

AJB Bumiputera 1912 telah membuktikan kredibilitas dan keberhasilannya dalam menjamin kebutuhan asuransi masyarakat Indonesia. Peringatan satu abad AJB Bumiputera 1912 merupakan refleksi perjalanan Bumiputera menghadapi tantangan perubahan dengan tetap teguh menjaga nilai-nilai tradisional Indonesia.

Untuk menyongsong tantangan ke depan, Bumiputera melakukan terobosan melalui Launching Logo dan Layanan Baru AJB Bumiputera 1912.

“Untuk memberikan performa terbaik, kami selalu berusaha melakukan perubahan secara terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan dinamika perusahaan asuransi di Indonesia dengan falsalah semangat (sinergi, empati, moral, aktif, nasionalis, gigih, apresiatif, dan teladan. Dengan logo dan layanan baru, masyarakat dapat ikut merasakan semangat baru dari Bumiputera yang telah terbukti dari waktu ke waktu memenuhi harapan dan mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat demi kemanfaatan bersama,” ungkap Dirman Pardosi, Dirut AJB Bumiputera 1912.

Pihak AJB Bumiputera 1912 juga mengaku optimis masih dapat mencatatkan pertumbuhan pada 2012 seiring fundamental ekonomi Indonesia, meski dibayangi krisis global yang dipicu dari utang Eropa. “Seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat, maka industri asuransi masih dapat tumbuh, meski dibayangi krisis dari global, termasuk AJB Bumiputera 1912,” ujar Direktur AJB Bumiputera 1912 Nirwan Daud di Bogor.

Nirwan menambahkan, pertumbuhan industri asuransi akan ditopang oleh luasnya populasi penduduk, tingkat konsentrasi pasar yang masih rendah, dan penetrasi pasar yang belum besar. Dengan demikian, pihaknya optimis, industri asuransi di dalam negeri diperkirakan membukukan pendapatan premi tumbuh 20-25 persen pada tahun ini, meski dibayangi krisis global. “Seiring dengan pertumbuhan industri asuransi di Indonesia, AJB Bumiputera 1912 diperkirakan juga dapat tumbuh dan mencatatkan premi sekitar 20 persen menjadi Rp 6,7 triliun dibanding 2011 dan laba juga dapat meningkat sebesar 10 persen pada tahun ini,” ujar Nirwan.

Ia mengaku saat ini aset AJB Bumiputera 1912 mencapai Rp 20 triliun. Seiring dengan industri asuransi di Indonesia yang masih dapat tumbuh, maka aset perusahaan juga akan mengalami kenaikan.

Makna Filisofis Dari Logo Baru AJB Bumiputera 1912

Logo baru yang penuh makna filosofis tersebut memiliki arti yang melambangkan kedaulatan, martabat, inklusif, mencerminkan karakter tradisional Indonesia, kekuatan dalam arti yang modern dan mencerminkan karakter tradisional Indonesia yang menyimbolkan pertumbuhan dan pembaharuan. Makna arti filosofis logo itu, tidak hanya berhenti disitu saja tetapi juga juga merepresentasikan konsep mutualitas antara tiga pemangku kepentingan perusahaan, yaitu pemegang polis, karyawan, dan negara.

Makna filosofis yang mendalam pada logo AJB Bumiputera 1912 ini dapat memberikan performa terbaik serta melakukan perubahan secara terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan dinamika perusahaan asuransi di Indonesia dengan falsafah semangat, yaitu sinergi, empati, moral, aktif, nasionalis, gigih, apresiatif dan teladan.

Logo baru itu diikuti dengan slogan proven over time. Slogan itu berarti janji AJB Bumiputera 1912 untuk memberikan pelayanan dan nilai terbaik bagi pemegang polis yang akan dibuktikan sepanjang sejarah pada masa datang


Napak Tilas 100 Tahun AJB Bumiputera 1912

Pendiri AJB Bumiputera Asuransi AJB Bumiputera 1912 Luncurkan Logo Baru
Foto Pendiri AJB Bumiputera

Selama perjalanannya, Bumiputera telah mengalami perjalanan panjang sejak sebelum kemerdekaan, masa mengisi pembangunan hingga peristiwa ekonomi berkelanjutan seperti pemotongan nilai uang, devaluasi dan krisis ekonomi. Dalam hal ini Bumiputera membuktikan kemampuannya melewati masa tersebut, dan tetap menjadi asuransi yang dipercaya masyarakat.

“Perjalanan penuh cerita selama 100 tahun coba kami gambarkan melalui aksi teatrikal Media Launch Bumiputera dengan narasi “Trisula Sancaya BUMIPUTERA” atau tiga kekuatan yang terhimpun dari Bumiputera. Aksi ini bercerita tentang kekuatan brand Bumiputera yang diwakili dengan simbol tiga orang guru yang melambangkan para pendiri Bumiputera,” jelas Ediani Nugrohowati, Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan.

“Cerita menggambarkan guru yang semakin bertambah kesaktiannya dengan bertambahnya usia. Namun tetap arif dan tidak surut dalam memperbaharui diri agar semakin baik. Begitu halnya dengan kami,” lanjut Ediani.

AJB Bumiputera Alami Masalah Lukuiditas Berat

Penggantian logo dan corporate identity yang dilakukan pada tahun 2012 ternyata tidak bisa semerta merta membawa perubahan pada corporate culture dan good governance tanpa adanya usaha yang dilakukan secara terus menerus. Perubahan corporate identity haruslah dipandang sebagai niat awal, komitmen dan visi misi yang harus dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi corporate culture dan nilai dari perusahaan tersebut.

Dirman Pardosi Direktur Utama AJB Bumiputera
Direktur Utama AJB Bumiputera Dirman Pardosi

Direktur Utama AJB Bumiputera 1912, Dirman Pardosi menyebutkan permasalahan yang menyebutkan permasalahan AJB Bumiputera pada tahun 2020 ini adalah gap aset dan kewajiban yang mencapai 50% yang terjadi sejak lama. Berdasarkan data yang dikumpulkan aset Bumiputera saat ini tak sampai Rp 10 triliun. Bahkan, aset finansial yang likuid di bawah Rp 4 triliun dari total aset finansial yang berkisar Rp 6 triliunan. Sebaliknya, kewajibannya per Juli lalu mencapai Rp 20 triliunan.

Disamping itu permasalahan AJB Bumiputera juga merupakan akumulasi yang cukup Panjang. Bukan kejadian yang serta merta baru terjadi. Kondisi AJB Bumiputera itu terjadi di banyak faktor, antara lain sistem Informasi Teknologi (IT) tidak memadai, Sumber Daya Manusia hingga manajemen. Sehingga dalam upaya mendorong penyehatan kondisi likuiditas perusahaan akan memilih SDM yang benar benar profesional dan manajer investasi yang memiliki track record yang baik.

Kronologi Masalah AJB Bumiputera dan Penyelamatannya

Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK Moch. Ichsanuddin menyatakan derita yang dialami oleh AJB Bumiputera merupakan akumulasi dari krisis di awal reformasi lalu. Ia menyebut pada rentang 1997 – 1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang diawali oleh melemahnya nilai tukar rupiah. Guna menyelamatkan perekonomian, pemerintah merestrukturisasi perbankan melalui skema Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) hingga Rp 144,5 triliun.

“Ketika itu pengawas sektor non bank juga sudah mengusulkan bahwa ada juga industri perasuransian yang perlu diselamatkan. Berdasarkan World Bank pada 31 Desember 1997 ada perusahaan asuransi yang mengalami insolvensi atau defisit Rp 2,9 triliun,” ujar Ichsanuddin. Namun kala itu pemerintah lebih fokus pada perbankan lantaran memiliki dampak sistemik. Sedangkan sektor non bank akan diselesaikan di kemudian hari.

  • Periode 1997 – 1998
    Hampir semua industri asuransi pada zama krisis moneter ini mengalami kesulitan lukuiditas dan defisit. Pada waktu itu pemegang polis masih di atas 7 juta orang sehingga dilakukan penyehatan tahap pertama dalam rentang waktunya antara tahun 1997 -2002 yang dibarengi dengan melakukan pengawasan yang lebih intensif, manajemen diawasi, BPA diwanti-wanti jangan sampai wanprestasi dan membebani anggaran pemerintah. Upaya tahap pertama ini tidak membuahkan hasil yang signifikan. Regulator mencatat hingga akhir tingkat insolvensi AJB Bumi putra hanya membaik menjadi Rp 2,7 triliun.
  • Periode 2002 – 2010
    Tahap penyelamatan berikutnya berlangsung pada 2002 hingga 2010 yaitu dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 504/KMK.06/2004 mengenai kesehatan perusahaan asuransi untuk melakukan penyelamatan dari pada likuidasi. Namun hasil dari penyelamatan ini juga tidak membuahkan hasil yang optimal namun menambah tingkat insolvensi.
  • Periode 2010 -2014
    Dengan telah gagalnya dua kali usaha penyelamatan Asuransi Bumiputera ini maka dilakukanlah mekanisme financing reassurance (Finre) dimana sebagian liabilitas AJB Bumiputera di reasuransikan dengan membayar premi. Sebagian kewajiban dilempar ke reasuransi sehingga membuat AJB Bumiputera menjadi terlihat lebih solven dari sisi laporan keuangan. Langkah ini berhasil menyelamatkan AJB Bumiputera. Pada periode penyelamatan inilah AJB Bumiputera meluncurkan logo dan corporate identity yang baru.

Cara AJB Bumiputera Menyelesaikan Pembayaran Klaim Nasabah

Menanggapi kekhawatiran akan potensi gagal bayar di AJB Bumiputera, Direktur Utama AJB Bumiputera 1912, Dirman Pardosi menyebutkan bahwa saat ini pihaknya telah mempersiapkan strategi yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan klaim nasabah. Mulai dari pengelolaan aset manajemen hingga produksi baru, dimana untuk produk baru AJB Bumiputera melakukan pemisahan antara bisnis lama dan bisnis baru dan untuk klaim bisnis baru sehingga nasabah baru tidak dibebankan permasalahan bisnis lama.

Dalam rencana penyehatan, seluruh pembayaran klaim akan menganut sistem antrean, yang tidak dapat diintervensi oleh siapapun mengingat bahwa dalam membuat sistem tersebut berpedoman pada prinsip kesetaraan dan keadilan.

OJK saat ini juga tengah meminta AJB Bumiputera untuk mengajukan rencana bisnis jangka pendek, menengah, dan panjang yang mampu menyelamatkan pengetatan likuiditas perusahaan. Serta meminta Badan Perwakilan Anggota (BPA) pemegang polis untuk mengangkat direksi dan pengurus tetap yang memiliki wewenang mengambil keputusan.

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 juga merencakan akan menjual sejumlah aset demi melunasi sebagian tunggakan klaim nasabah mereka. Penjualan juga dilakukan untuk mengoptimalkan aset perusahaan.

Mereka berharap bisa mendapatkan dana segar Rp2 triliun dari kebijakan tersebut. Direktur Utama AJB Bumiputera Dirman Pardosi mengatakan total klaim jatuh tempo atau outstanding sebesar Rp4,1 triliun. Utang klaim ini tepatnya untuk periode 2018 dan 2019.

Ia menyatakan perusahaan memiliki sejumlah aset properti yang bisa dijual secara tunai seperti Hotel Bumi Surabaya, Aset dijalan TB Simatupang Jakarta serta beberapa aset lain di seluruh Indonesia yang lebih kecil dari 2 outlet ini. Penjualan aset ini mengecualikan kantor wilayah dan kantor cabang. Sedangkan aset yang disiapkan untuk kerja sama operasi (KSO) meliputi tanah dan banunan yang tersebar di bilangan jalan Sudirman dan Setiabudi, Bumiwiyata Depok, Menteng, Kebayoran dan Warung Buncit.

Untuk aset Hotel Bumi Wiyata, di Depok, Jawa Barat. Saat ini, penjualan aset tersebut sudah masuk tahap penawaran. Untuk Hotel Bumi Wiyata di Depok, Dirman belum bisa memastikan apakah akan dijual putus atau menggunakan skema KSO. Itu semua bergantung pada hasil penawaran dengan investor.

Bacaan Terkait